Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Takziran: Antara Gelap dan Terang

TAKZIRAN: ANTARA GELAP DAN TERANG Oleh: Alif Nurlailinda Lestari                                                         “Farah, kok kamu ngelamun?”Suara mbak Lana memecah lamunanku. “Ayo, lanjutin. Masi h bayak tugas yang harus kamu selesaikan.” Pintanya.   Dengan peluh bercucuran, aku kembali menjemur pakaian keluarga ndalem. Aku selalu merasa aneh dengan hari-hari yang aku jalani sekarang. Aku merasa diawasi oleh tatapan yang seakan-akan ingin menerkamku. ***               Kar e na kesalahan yang aku lakukan, setiap hari aku harus menjalani takziran yang berat selama tiga bulan . Tapi aku berusaha kuat, tabah, dan berkhusn u dzon kepada Allah atas segala yang telah aku lakukan. Memang hukuman yang aku jalani berbeda dengan hukuman santri yang lain. Aku harus mencuci piring, mencuci baju, nyapu, me nata kitab-kitab dan sandal romo kyai. Ya, memang seperti ini takziran yang aku jalani, yaitu ngabdi di ndalem romo kyai. Bukan hanya itu , aku tidak boleh disambang ole